Puasa merupakan ibadah yang sangat spesial bagi umat Islam, bahkan
seluruh umat yang beriman tanpa terkecuali. Dari umat terdahulu sebelum
Islam ada, puasa sudah dijalankan oleh umat nabi sebelum nabi
Muhammad SAW meskipun sifatnya berbeda dengan puasa Ramadhan.
Dalam Al-Qur’an pun juga sudah dijelaskan bahwa Allah memerintahkan
berpuasa bagi orang yang beriman bukan hanya orang Islam saja. Di bulan
yang suci ini banyak sekali orang yang berbondong-bondong meningkatkan
ibadah untuk mengharap ridho-Nya, namun juga banyak yang acuh terhadap
bulan suci Ramadhan ini. Berpuasa ialah menahan diri dari segala hal
yang membatalkan puasa.
Jika seseorang tidak makan dan tidak minum serta tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan batalnya puasa, maka menurut syariat puasanya
sudah sah. Akan tetapi hakikatnya puasa tidak hanya menahan diri dari
makan dan minum saja. Dalam hadits juga dijelaskan “betapa banyak orang
yang berpuasa, namun mereka tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya
kecuai lapar dan dahaga (HR. Ahmad). Dari hadits tersebut tentunya kita
tidak mau ibadah puasa kita sia-sia.
Imam Abu Hamd al Ghazali dalam Ihya ‘Ulum al Din mengemukanan
permasalahan yaitu apakah ada puasa yang sah namun tidak memiliki nilai?
Dalam hal ini ia menjelaskan ungkapan sah ialah istilah yang digunakan
ahli fiqih terhadap puasa yang memenuhi syarat dan rukunnya saja. Akan
tetapi para ulama akhirat tidak hanya berorientasi kepada penilaian sah
semata, lebih pada kualitas puasa sehingga diterima di sisi Allah SWT.
Berdasarkan tujuan tersebut, al Ghazali memberikan 6 tips agar amal
ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT
Pertama:
Menjaga pandangan dari sesuatu yang diharamkan. Hal ini dijelaskan dalam hadits bahwa pandangan terhadap sesuatu yang haram merupakan bagian dari panah-panah syaitan. (HR. Al Hakim dan al Thabrani).
Menjaga pandangan dari sesuatu yang diharamkan. Hal ini dijelaskan dalam hadits bahwa pandangan terhadap sesuatu yang haram merupakan bagian dari panah-panah syaitan. (HR. Al Hakim dan al Thabrani).
Kedua:
Menjaga lisan dari gosip, bohong, ghibah, debat serta cacian. Sebaiknya lebih banyak melakukan dzikir dan membaca Al-Qur’an . Dalam hadits juga dijelaskan bahwa apabila seseorang diantara kamu ada yang berpuasa, maka janganlah berkata keji dan bertengkar. Apabila ada orang yang mengajak kamu bertengkar, maka katakanlah Aku sedang berpuasa. (HR. Mutafaqqun ‘alaih)
Menjaga lisan dari gosip, bohong, ghibah, debat serta cacian. Sebaiknya lebih banyak melakukan dzikir dan membaca Al-Qur’an . Dalam hadits juga dijelaskan bahwa apabila seseorang diantara kamu ada yang berpuasa, maka janganlah berkata keji dan bertengkar. Apabila ada orang yang mengajak kamu bertengkar, maka katakanlah Aku sedang berpuasa. (HR. Mutafaqqun ‘alaih)
Ketiga:
Menjaga pendengaran dari mendengarkan hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT. Al Ghazali menjelaskan bahwa bersikap diam ketika ada pergunjingan juga termasuk diharamkan. Hal ini juga tertuang dalam hadits, diterangkan Nabi SAW melarang pergunjingan dan juga mendengarkannya.
Menjaga pendengaran dari mendengarkan hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT. Al Ghazali menjelaskan bahwa bersikap diam ketika ada pergunjingan juga termasuk diharamkan. Hal ini juga tertuang dalam hadits, diterangkan Nabi SAW melarang pergunjingan dan juga mendengarkannya.
Keempat:
Menjaga anggota badan dari segala aktivitas yang dibenci oleh Allah. Serta perut dari makanan sesuatu yang syubhat ketika berbuka. Ingat berpuasa tidak ada nilainya jika menahan dari dari sesuatu yang halal, akan tetapi ketika berbuka dengan sesuatu yang haram.
Menjaga anggota badan dari segala aktivitas yang dibenci oleh Allah. Serta perut dari makanan sesuatu yang syubhat ketika berbuka. Ingat berpuasa tidak ada nilainya jika menahan dari dari sesuatu yang halal, akan tetapi ketika berbuka dengan sesuatu yang haram.
Kelima:
Menahan diri dari berbuka secara berlebihan, meskipun makanan yang dikonsumsi ialah makanan yang halal. Memnag ketika kita berpuasa ingin makan beraneka makanan ketika berbuka, sehingga mengakibatkan kita malas dan suka tidur. Dengan demikian kita tidak bisa memakmurkan malam Ramadhan.
Menahan diri dari berbuka secara berlebihan, meskipun makanan yang dikonsumsi ialah makanan yang halal. Memnag ketika kita berpuasa ingin makan beraneka makanan ketika berbuka, sehingga mengakibatkan kita malas dan suka tidur. Dengan demikian kita tidak bisa memakmurkan malam Ramadhan.
Keenam:
Menghadirkan perasaan takut atau khawf tidak diterima puasanya dan
mengharapkan agar puasa kita diterima oleh Allah SWT. Hal ini dilakukan
setelah berpuasa, bahkan di setiap selesai kita beramal apa pun. Hal ini
karena jika Allah menerima puasa seseorang, maka ia termasuk orang yang
diridhoi. Dan sebaliknya jika Allah menolaknya, maka orang tersebut
termasuk orang yang dimurkai.
Dari tips-tips di atas bisa kita simpulkan bahwa agar puasa kita
diterima oleh Allah, kita harus melaksanakan puasa secara dzahir dan
batin. Semoga Allah menerima puasa dan semua amal ibadah kita sehingga
kita menjadi hambanya yang diridhai. Demikian uraian tentang tips agar
amal ibadah puasa kita diterima.
Sumber: hijapedia.com
0 Response to "Enam Tips Agar Amal Ibadah Puasa Kita Diterima Oleh Allah SWT"
Posting Komentar